Selasa, 12 Januari 2010

Testimoni


“Ada kalanya para penyeru kebenaran harus menjadi kepompong; berkarya dalam
diam, bertahan dalam kesempitan. Tetapi bila tiba saatnya menjadi kupu-kupu, tak ada
pilihan kecuali terbang, melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada
dunia. Buku ini berhasil mengantar kita memahami hakikat itu, dengan paparan yang
memikat!”
Salim A. Fillah,
penikmat jalan dakwah,
penulis buku ‘Jalan Cinta Para Pejuang’

“Sebuah refl eksi kritis yang bermakna. Memotivasi dan menguatkan kita, terutama
kalangan Muslim terpelajar, untuk tetap senantiasa istiqamah di jalan lurus dakwah
dan tarbiyah. Namun –ini yang penting digarisbawahi- bahwa dakwah tidaklah statis. Ia
mestilah bergerak dinamis.
Metamorfosa dakwah, bak sunnatullah, senantiasa dikelilingi kehadiran dan kelahiran
para pejuang muda, termasuk kehadiran buku ini dan penulisnya. Penulis mengajak
kita senantiasa siap mendorong perjalanan sejarah agar bergerak menuju puncaknya.
Ia berupaya mengobarkan semangat pembaruan dalam rangka mengagungkan-Nya.
Sebuah tugas mulia yang menunggu kita semua”.
Syafarudin, M.A.,
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada

“Buku ini memotivasi para da’i Muslim untuk mempersiapkan segala potensi kekuatan
menuju kebenaran secara optimal, agar memudahkan mereka merealisasikan sunnah
al-ishlah wa at-taghyir (reformasi dan perubahan) di tengah masyarakat dalam rangka
dakwah Ilallah. Karya ini lahir sebagai hasil pemahaman dakwah yang universal, komprehensif
dan integral dari akh Andree”.
J Ardan Mardan, Lc, M.A.,
alumnus al-Azhar University Cairo,
kandidat doktor syari’ah University Malaya Kuala Lumpur

”Buku ini membuka cakrawala berpikir kita lebih terbuka dengan tanpa meninggalkan
ashalah (keaslian). Ditulis renyah dalam format integrasi antara pesan normatif dakwah
Islam dengan realitas kehidupan aktual yang dinamis menjadikan buku ini lebih inspiratif
dan padat gagasan. Dilengkapi dengan data yang akurat tapi dikemas dalam sudut
pandang yang kreatif, kontemplatif, dan progresif. Buku ini merupakan gagasan yang
revolusioner, kuat dalam turats, aktual dalam pesan, serta kokoh dalam pijakan ilmiah.”
Rijalul Imam, M.Si,
Ketua Umum KAMMI Pusat, Penulis buku ”Menyiapkan Momentum”

Kamis, 15 Oktober 2009

Catatan Agus Muldya Natakusumah: Fokus Mengurangi Kemiskinan bukan semata kepentingan Per Ekonomian.

26 September 2009 jam 6:52 Fokus Mengurangi Kemiskinan bukan semata kepentingan Per Ekonomian.

I. Minal Aidzin Wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin

Pada 1 syawal 1430 ini , sebelumnya diawali dengan berpuasa selama 29 hari dan membayar zakat fitrah serta diutamakan memberikan infak dan sodakoh. Pada hari rayanya apakah yang pertama dan kedua dibanyak tempat ada open house dimana yang diutamakan selain silaturahmi adalah berbagi kebahagiaan.

Selama dua hari itu dimana mana terjadi usaha yang nyata adalah saling membahagiakan dan membuat kegembiraan, apakah dengan saling bermaafan, bersilaturahmi dan berbagi atau dengan bersilaturahmi dan saling memaaflan.

Setelah 29 hari berpuasa dan saling bermaafan serta meminta ampun kepada Allah SWT dan membayae zalat bagi yang mampu dan saling memaafkan dikatakan bahwa kita kembali kepada Fitri lagi. Kita menjadi suci lagi.

Selama sebulan penuh mayoritas umat yang beragama Islam menahan diri dari dosa dan amarah serta menjauhi semua larangan yang di gariskan Allah swt bahkan berlomba lomba menbuat kebaikan. Oleh karenanya layak dikatakan bahwa bulan Ramadhan ini adalah bulan penuh rahmat, pertanyaannya apakah bulan penuh rahmat ini akan berakhir seiring dengan berakhirnya bulan ramadhan?.

Pada bulan bulan lainnya apakah semua itu dilupakan dan ketika menjalankan kehidupannya hanya berusaha mendapatkan semua yang harus didapatkan dan menabrak semua aturan baik secara hukum dengan mengakalinya serta aturan moral dengan mebukusnya.

Pernyataan ini ada baiknya dikaji lebih seksama dengan mengingat bahwa seharusnya pertumbuhan perekonomian juga sekaligus menumbuhkan keadilan dan pengabdian kepada kemanusiaan. Berpuluh tahun pertumbuhan ekonomi terjadi dan jutaan pebisnis tumbuh tetapi berapa persen pertumbuhan keadilan dan pengabdian kepada kemanusiaan dan usaha perbaikan alam semesta dapat terjadi.

Pada titik ini kelihatannya sebaiknya kita berintrospeksi bahwa pertumbuhan ekonomi dan pendidikan yang terjadi belum signifikan menumbuhkan keadilan dan pengabdian kepada amanah kebaikan dimuka bumi ini. Semua kejahatan besar termasuk korupsi, penyalahgunaan kewenangan dalam pemerintahan, perusahaan, politik dan keagamaan semuanya merusak kehidupan kemanusiaan kita semua , yang bahayanya sama dengan narkotika, sex bebas dan kejahatan lainnya.

Pada hari raya idul fitri ini ada baiknya kita tidak melepas kebaikan yang telah dilakukan, menahan nafsu dan berusaha terus berbuat baik dengan sekuat tenaga sehingga keadilan dan pengabdian kepada amanah berbuat baik semakin meingkat. Disisi lainnya pertumbuhan ekonomi tidak menghasilkan kejahatan dan kerusakan bagi kemanusiaan.

Jika saja kita berhasil mempertahankan kebaikan walaupun terbatas tingkat pertumbuhan perekonomian yang tercapai, apakah kondisinya akan membaik juga kejahatan menurun, keadilan dan pengabdian meningkat. Bagaimana jika pertumbuhan ekonomi meningkat tetapi kejahatan meningkat dan pengabdian kepada kemanusiaan menurun sekaligus keadilan menurun?. Bagaimana jika pertumbuhan ekonomi menurun, kejahatan meningkat, pengabdian kepada kemanusiaan menurun dan keadilan menurun ?.......hasilnya pasti semakin parah. Pasti. Dan kondisi ini tidak boleh terjadi.

II. Sudah nyata kemiskinan itu berbahaya bagi negara dan bangsa.

Orang miskin itu dibiarkan saja mereka akan membuat dunianya sendiri dan akan mati sendiri. Kita jangan bergaul dengan orang miskin nanti akan ketularan dan berpikir serta bersikap seperti orang miskin. Dunia orang miskin adalah dunia yang tidak sehat dan super sempit sehingga masuk kedalamnya akan sangat sulit untuk keluar lagi dari dalamnya.

Pendapat ini sederhana tetapi kejam dan biadab, orang miskin juga sama hakekatnya dengan orang kaya dimana datang ke dunia punya tujuan dan tanggung jawab begitu juga orang yang kaya. Pada hakekatnya juga sama karena orang yang kaya sama dengan orang yang miskin tetapi orang kaya dicoba dengan kekayaan sedangkan orang miskin dengan kemiskinannya dan dihadapan Allah swt pada prinsipnya semuanya sama tergantung perbuatan dan amalannya.

Apakah benar orang miskin itu dibiarkan akan mati sendiri atau dalam kehidupan nyata ternyata mereka bisa dimanfaatkan sebagai senjata yang handal untuk mengganggu dalam segala bidang. Apakah untuk Demonstrasi sebagai massa bayaran. Apakah sebagai pelaku pemboman dan berbagai tindak kekerasan lainnya atau juga sebagai hitman. Untuk urusan ini katakanlah jangan takut karena ada kepolisian sehingga orang miskin itu akan teralenisiasi jika melawan kan terkena peluru polisi seperti terjadi diberbagai daerah. Pertanyaannya akan sejauh mana hal ini akan terjadi?.

Bagaimana dengan one man one vote?. Sehingga semakin banyak orang miskin maka akan semakin mudah politik digoyang dengan menggunakan alat orang orang miskin itu?. Ini semua dari segi pikiran manusia.

Dari perjalanan sejarah yang terjadi sebuah negara dan bangsa seberapa kuatnya sebelumnya ternyata ketika jumlah orang miskinnya tidak terlendali maka negara dan bangsa itu akan runtuh sehingga lenyap dari catatan sejarah.

Sekarang silakan dilihat diberbagai negara bagaimana dampaknya kemiskinan dan orang miskin terhadap kehidupan masyarakat dan negara?. Hasulnya semakin banyak orang miskin dan kemiskinan maka semua yang ada disitu dalam posisi berbahaya apalagi pada kenyataannya dimiskinkan. Sehingga orang miskin tidak lagi dalam posisi bersyukur dan menjalankan ibadahnya.

Atas berbahayanya kemiskinan dan orang miskin yang dekat dengan kekhufuran maka tidak ada pilihan lain bahwa kemiskinan harus dibasmni dan bukannya dengan membasmi orang miskin tetapi dengan membasmi kemiskinannya.

Persoalannya tidak banyak ang berhasil membasminya sehingga diberbagai temoat malahan kemiskinan lah yang semakin meningkat.

III. Indonesia tidak layak miskin tetapi sulit keluar dari kemiskinan.

Indonesia sebuah bangsa dan negara yang kekayaannya sungguh luar biasa pertanyaannya kenapa kemiskinan masih ada dan banyak?, hanya dengan sebab yang sederhana kemiskinan di Indnesia bisa masih banyak, yaitu pertumbuhan ekonomi tidak menumbuhkan keadilan dan pengabdian melaksankan kebaikan. Disisi lainnya pertumbuhan kejahatan masih tinggi sehingga pada kenyataannya persoalan yang ada semakin bertambah dan merusak kebaikan yang muncul.

Sebaliknya diberbagai belahan dunia ada beberapa bangsa yang tidak punya kekayaan alam seperti jepang, korea, Singapura dll tetapi ternyata berhasil dan ternyata kincinya pada ketangguhan manusianya dan keteguhan hati membangun bangsa dan negaranya melalui pribadi dan keluarganya.

Apalah ini sebagai pembuktian bahwa pendidikan di Indonesia gagal total?. Saya lebih suka mengatakan bahwa ini adalah dimana yang dilakukan dirumah, disekolah dan dimasyarakat dan dunia kerja semuanya tidak bersinergy serta malahan bertabrakan. Setelah selesai sekolah terlalu banyak yang bingung dan keleleran dan terlunta lunta, padahal saat ini betapa mahalnya masuk kedalam dunia pendidikan di Indonesia.

Begitu juga ketika antara keluarga dan lingkungan terdekat juga saling membingungkan sehingga yang terjadi munculnya pribadi pribadi yang tidak matang dan malahan terbawa arus besar saah arah bukannya menjadi tonggak tonggak yang tangguh dalam kehidupan.

Bahasa singkatnya terlalu banyak racun yang terserap kedalam tubuh sehingga kalaupuns seharusnya semua yang ada dihadapan itu ada manfaatnya tetapi yang terjadi mayoritas malahan menjadi racun dan penyakit. Apakah itu mulai dari sistim politik, ekonomi, hukum , sampai internet, facebook dan psp dan game lainnya.

Oleh karenanya problem utamanya bisa dikatakan banyak hal yang ditumbuhkan malahan menjadi perusak dan racun bukannya menghasilkan kebaikan dan kemaslahatan.

Sekarang persoalannya bagaimana menumbuhkan kebaikan dan kemaslahatan disegala bidang sehingga tumbuh keadilan dan pengabdian?. Apakah ini dosa besar akibat tersia siakannya orang orang miskin sehingga kemiskinan terus meningkat dan persoalan juga semakin bertambah karena berbagai kemudaratan terjadi.

Kini saatnya memutus rantai kemiskinan ini sehingga segera terjadi dimana berbagai kebaikan muncul dan menghasilkan kebaikan lainnya.

Apakah benar ketika sudah tertutup perbuatan baik dan kebaikan maka yang akan terjadi adalah berbagai persoalan yang menyesakan dada dan semakin hari semuanya akan semakin membuat panasnya persoalan dan ketika semakin panas maka jangan heran semuanya akan saling membakar. Hasilnya sudah pasti semuanya akan hangus.
Apakah kita semua ingin hangus terbakar, jawabnya pasti tidak?.

IV. Perubahan Paradigma dan pengorganisasian sebagai awal solusi.

Dengan kondisi yang ada sekarang ini yang dibutuhkan adalah negara serta pemerintah dan semuanya orang yang beruntung untuk membangun pengorganisasian supaya semakin terbangun kelompok yang punya kehidupan maslahat, tumbuhnya keadilan dan pengabdian sehingga embryo ini akan semakin tumbuh dimana mana dan menghasilkan kebaikan dan kemaslahatan.

Pada zaman sekarang tidak ada pilihan lain ketika akan melakukan sesuatu yang idiologies maka sekaligus harus memperbaiki perekonomiannya walaupun itu harus menumbuhkan keadilan dan semangat pengabdian. Wahana yang luas dan punya kesempatan salah satunya adalah Koperasi dan UKM tetapi dengan pola pengorganisasian yang tepat.

Cilakanya kuat kesan bahwa koperasi itu gagal dan ukm itu banyak kekurangan dan kumuh. Politik penciraan tidak akan bermanfaat bagi perbaikan persoalan ini oleh karenanya harus hal yang bisa memperbaikinya langsung secara nyata

Lihatlah bagaimana ramainya orang menrima zakat dan sedekah. Mereka berdesak desakan dan menjadi korban akibat tidak sabarannya dan antusiame menerima sumbangan bahkan tidak jarang juga banyak yang meninggal karena kecelakaan. Fenomena ini tidak lain adalah sebagai cerminan betapa masih banyaknya anak anak bangsa di Indonesia yang masih serba kekurangan dan butuh bantuan sehingga bisa lebih merasakan sedikit kelonggaran dalam kehidupannya.

Begitu juga pengiriman TKI dan TKW ke luar negeri disini terlihat jelas keberanian dan keiklasan para perantau bahwa demi kehidupan keluarganya mereka mempertaruhkan segala galanya. Bukan hanya banyak yang meninggal, disiksa dan terpaksa menitipkan anak anaknya hasil hubungannya di luar negeri kepada yang berminat supaya kehidupan dikampung bisa menjadi lebih baik. Tentunya banyak juga anak anak bangsa Indonesia yang bisa hidup lebih baik setelah melakukan perantauan ini walau ada juga yang akhirnya berakhir disana atau pulang dengan membawa bencana. Disini sungguh terlihat betapa berani dan bertanggung jawabnya orang Indonesia terhadap keluarga dan anak anak serta kehidupannya sehingga berani mempertaruhkan jiwanya demi kehidupan yang lebih baik.

Disisi lain lagi di Indonesia dapat terlihat dan dirasakan bahwa seluruh anak bangsa tidak terasakan menolak suku bangsa manapun yang datang dari belahan dunia manapun. Berbagai suku bangsa di Indonesia dapat hidup rukun dan berdampingan serta saling mengisi dalam kehidupan sehari harinya. Di Indonesia sendiri yang asli tidak kurang dari ratusan bahasa dan suku bangsa kemudian dari fakta yang ada saat ini berbagai suku bangsa di dunia sudah banyak yang lehir dan menjadi orang Indonesia, apakah Arab, Persia, China, Perancis, Rusia, Portugis, India, Jerman, Italia, Usa, Ceko, Vietnam, Jepang, Korea, keturunan Afrika, dll. Mereka semuanya hidup tanpa merasa sebagai orang asing dan dianggap sebagai orang asing. Mereka orang Indonesia. Ini kelebihan Indonesia sehingga dapat dipastikan suatu saat sebagai jembatan peradaban dunia.

Pada awal abad 21 ini juga tidak terasa bahwa Indonesia telah diakui menjadi sebuah negara super penting sehingga masuk kedalam G 20. Kondisi ini tidak dapat dianggap sepele karena kenyataan ini juga sebagai arah balik dari posisi sebagai sebuah negara yang tadinya dijajah dan pra tahun 1945, kemudian menjadi negara yang mendorong kemerdekaan diberbagai belahan dunia, menjadi motor gerakan Non Blok ketika terjadi blok barat dan timur yang dimotori Nato dan pakta Warsawa, menjadi motor stabilitas kawasan asia tenggara, menjadi pelopor reformasi diberbagai belahan dunia. Saat ini telah diakui menjadi anggota G20. sekali lagi ini prestasi. Dan disinilah kita harus semakin meyakini bahwa para pendiri republik ini telah mengarahkan bahwasannya bangsa Indonesia sesuai pembukaan UUD 45 adalah arah yang tepat bagi negara dan bangsa Indonesia.

Dengan kenyataan itu maka peranan bangsa Indonesia pada percaturan dunia harus semakin intensif dan tepat guna. Dunia sedang berubah cepat bukan hanya krisis perekonomian dan kemanusiaan saja yang sedang terjadi tetapi alam sendiri saat ini sedang punya agendanya sendiri yang sering kali lebih memaksa dan dahsyat. Badai Katarina di USA, badai debu di Australia, Tsunami di Aceh, gempa di Yogyakarta, tsunami di pangandaran telah menjadi bukti nyata bahwa ketika bencana itu datang maka banyak hal bisa berubah dari rencana semula.

Dunia saat ini sedang mencari bentuk baru peradabannya apakah karena rencana yang dibicarakan diantara pemimpin dunia , apakah pemimpin pemerintahan, pemimpin politik, aliansi NGO dan pemimpin Bisnis atau karena tekanan realitas atau juga karena kehendak alam sendiri seperti bencana diatas atau perubahan iklim yang semakin terasa pengaruhnya. Apakah akan ada imperium baru setelah Romawi, Persia, Yunani, Persemakmuran, dan Nato Plus atau G20 adalah embryo tersebarnya keadilan dan pengabdian kepada kemanusiaan.

Dengan kondisi seperti itu maka sangat terbuka bagi bangsa Indonesia untuk mengabdikan dirinya kepada dunia, dengan cacatan sesuai dengan pembukaan UUD 45 dimana memasyarakatkan anti imperialisme, kolonialisme dan menjaga perdamaian dunia. Dunia perlu tentara perdamaian maka disitulah peluang patriot patriot Indonesia, dunia perlu politisi ulung di PBB disitu juga dibutuhkan peranan ahli politik asal indonesia, termasuk pelayanan kesehatan dll. Badan arbitrase internasional, mahkamah internasional dll. Ini sebuah tantangan besar bagi bangsa Indonesia. Pada tingkatan internasional banyak peluang dan tantangan dan itu adalah sebuah peluang sesuai dengan amanah pembukaan UUD45. Dan semuanya itu diharapkan bukan hanya memberikan kesejahteraan dan nama baik saja kepada para ahli asal indonesia itu tetapi mutlak harus menumbuhkan keadilan dan pelaksanaan pengabdian kepada kemanusiaan di seluruh dunia.

Bangsa Indonesia harus menjadi motor dari pertumbuhan keadilan dan pengabdian kepada kemanusiaan dan perbaikan alam diseluruh dunia. Dan ini bukan hal yang bertentangan dengan nilai nilai yang hidup dalam kenyataan kehidupan bangsa Indonesia saat ini. Ini semua peranan akan terjadi akibat dari menyatunya dunia dan perubahan pada tataran internasional.

Untuk menyambut zaman itu maka mutlak harus ada perbaikan yang mendasar didalam negeri saat ini supaya ketegangan sosial yang ada akibat perubahan zaman, tekanan kebutuhan dan perubahan iklim yang terjadi saat ini bangsa Indonesia harus punya wadah wadah, fase dan pola perubahan anak anak bangsanya sehingga siap menghadapi kehidupan yang perubahannya cepat.

Nilai nilai lama telah dianggap usang sedangkan nilai nilai baru belum tumbuh matang dan disepakati, dalam konteks ini maka selain swasta yang besar harus terus punya peranan yang semakin nyata dalam kehidupan sehari hari, disinilah juga UKM dan Koperasi harus berkembang sebagai usaha memunculkan kalangan menengah yang lebih banyak dan kuat.

V. Penutup.

Sejak kemerdekaan Indonesia dan sebelumnya banyak yang lebih suka melihat dan mempermalukan para pemimpin yang ada di indonesia, saya kira yang lebih baik adalah marilah kita hormati mereka dan lihatlah kelebihannya sehingga jika mau jujur dalam perjalanan sejarah moderen ini walaupun seperti tetatih tatih Indonesia semakin nyata masuk kedalam kelompok elite bangsa bangsa di dunia.

Kelemahan beberapa personil anak bangsa ketika dipermalukan di dunia internasional apakah dalam forum dan diskusi kecil, lebih baik dilihat sebagai kelemahan personil dalam berargumentasi. Sesederhana ini?. Saya jawab ya. Alasannya saya dalam setiap pertemuan internasional dapat menjadi personil yang ketika Indonesia dipertanyakan dapat melakukan counter balik malahan membuat siapapun yang menyerang dapat terserang oleh berbagai pihak ketika sudah diberikan argumen yang jelas dan dengan latar belakang yang masuk akal serta berbasiskan pengetahuan yang ada. Dalam kerangka dimana kepercayaan diri harus tumbuh dan pengetahuan harus berkembang maka tidak ada pilihan lain selain pendidikan formal yang sedang berjalan maka pola pengorganisasian dengan mengedepankan pemberdayaan ekonomi mutlak harus menjadi garda terdepannya.

Saya kurang setuju jika pola yang digunakan selalu melihat sisi buruk dan memburuk burukannya. Misalnya seperti yang dilakukan Todung Mulya lubis dan Adnan Buyung terhadap KPK sekarang ini. Yang paling baik lakukan saja perbaikannya dan tidak memperparah kerusakan yang ada dengan mengatakan berbagai persoalan di masa sebelumnya. Contoh tindakan berbagai macam hal dimasa lalu dengan mengungkap ngungkap kekurangan untuk medelegitimasi pada akhirnya hanya akan memecah belah berbagai macam hal , yang paling buruk adalah justru keburukan itu justru dimanfaatkan oleh pihak lainnya. Apakah untuk kepentingan posisi tawar bisnisnya di indonesia atau mengacaukan stabilitas perpolitikan Indonesia. Yang dimaksudkan disini Todung dan adnan saat ini sedang tidak dalam posisinya sebagai NGO disitu tetapi ditunjuk Presiden sehingga selayaknya berperilaku tidak merusak situasi dan suasana atau memperkeruh keadaan. Dan sudah seharusnya tidak banyak berwacana kepada publik soal soal yang seharusnya diperbaiki saja karena sudah diberikan akses kepadanya untuk memperbaikinya.

Kembali lagi jika di masyarakat sedang berkembang kesenjangan , ketidak adilan dan serbakekurangan masyarakat akan bisa lebih mudah diprovokasi kembali. Pada berbagai analisa dan prediksi sebelumnya sudah disampaikan bahwa berbagai gangguan akan terus datang dalam kerangka destabiltas kondisi Indonesia. Fakta ini juga menunjukan bahwa tidak ada pilihan lain bahwa keadilan, pengabdian yang berbasiskan nilai nilai kebaikan, masyarakat yang berpendidikan dan sejahtera mutlah untuk diwujudkan.

Sekali lagi tidak ada gunanya jika hanya merobek robek situasi dan silaturahmi dan sudah saatnya yang dilakukan itu untuk saling memperkuat posisi bangsa Indonesia dan indonesia. Pengrusakan negara dan bangsa sudah saatnya dihentikan.

Mohon maaf lahir dan batin semoga panasnya situasi tidak keterusan menjadi situasi yang saling membakar karena jika itu terjadi hanya akan saling menghancurkan saja. Diatas disampaikan bahwa setelah kemerdekaan sampai sekarang kondisi kebangsaan Indonesia naik dan turun tetapi jika dilihat menyeluruh maka kondisinya membaik terus. Apakah kita belum puas dan masih banyak tantangan itu soal lain lagi. Hanya mengembalikan Indonesia kepada posisi ketidak pastian merupakan suatu yang membuat ratusan juta penduduk bangsa Indonesia menjadi punya persoalan yang sebenarnya bukan persoalannya.

Jika hal ini merupakan bagian dari mata pencaharian maka itulah tindakan yang tidak ada bedanya dengan terorisme dimana kekerasan atau destabiltas dilakukan tetapi motivnya untuk kepentingan ekonomi. Dan kembali lagi solusinya sama dengan meningkatkan pendidikan, pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat sehingga tindakan provokasi, iming iming dan berbagai jebakan tidak akan menjerat masyarakat kedalam kesulitan dan benturan yang berarti.

Bagaimana ketika pelaku tindak terorisme dipersepsikan sebagai guru agama yang santun dan bermoral jika ternyata motivasinya sekedar ekonomi dan geopolitik . Begitu ketika menyampaikan fakta fakta yang benar tetapi tidak tepat situasinya dan termotivasi untuk menunjukan bahwa paling paling segalanya saja. Dan perilaku ini juga pada kenyataannya akan mengundang pihak lainnya melakukan hal yang sejenis dan seperti biasanya ketika situasi sudah robek akan makin banyak orang yang akan turut serta merobeknya. Jika tujuannya merobek robek situasi maka sekali lagi tindakan ini tidak ada bedanya dengan tindakan terorisme.

Semoga setelah idul fitri ini kita semua semakin jernih melihat situasi dan tegas berpendapat tanpa melakukan agenda dibalik itu semuanya. Mari kita jaga semua yang sudah dicapai dan dipunyai bangsa Indonesia ini. Semangat menahan nafsu dan berbuat baik yang ada di bulan Ramadhan semoga diteruskan sepanjang tahun.

Oleh karenanya fokus mengurangi kemiskinan jangan lagi hanya dipandang sebagai soal perekonomian tetapi harus lebih luas dari persoalan itu dan soal kemiskinan itu bukan hanya dekat dengan kekhufuran saja tetapi lebih dari itu akan membuat negara menjadi dalam posisi yang tidak stabil, apalagi yang miskin itu akibat nganggur dan yang nganggur itu orang orang terdidik dan lulusan berbagai perguruan tinggi.

sekarang ada El nino sehingga banyak kebakaran sehingga jangan panasi situasi terus nanti banyak yang terbakar apalagi banyak yang menunggu kapan bisa bakar bakar bakaran lagi disamping situasinya memang bisa panas jika terus dibakar bakar serta tingginya kemiskinian juga merupakan bahan bakar yang mempercepat terjadinya kebakaran.

Semoga bermanfaat.

Agus muldya natakusumah